1 Raja-Raja 17
Jehovah Jireh. Allah yang menyediakan.
Ditengah kesulitan keadaan, Tuhan menyediakan bagi Elia. Diberikan makanan dari burung-burung gagak yang mengantar roti dan daging. Air dari sungai untuk diminum.
Lalu pertolongan Tuhan bagi Elia juga disediakan melalui seorang janda (bukan yang berkelimpahan, justru yang hampir tidak punya apa-apa lagi). Sang janda memberi tumpangan bagi Elia.
Kemudian sambil Tuhan menolong Elia, Ia juga menolong sang janda yang tadinya hanya punya bahan makanan 1x makan saja, tapi dengan cara Tuhan yang ajaib bahan makanan tersebut tak kunjung habis sampai saatnya ketika nanti Tuhan menurunkan hujan.
Allah juga menyediakan pertolongan kesembuhan buat anak sang janda yang sakit kemudian meninggal. Anaknya dibangkitkan kembali. Kita gak tahu tanpa ada Elia yang tinggal bersama mereka, mungkin saja memang anaknya akan mati. Tapi karena Tuhan mau pakai Elia untuk menyaksikan kebesaran Tuhan bagi sang janda, maka Elia ada bersama-sama mereka & mujizat Tuhan dinyatakan.
Tuhan menyediakan dengan cara-caraNya yang unik dan diluar akal pikiran kita. Burung-burung gagak, nabi yang tiba-tiba minta menumpang untuk tinggal sementara waktu. Pasti Elia bahkan janda tersebut gak pernah kepikiran jalannya bakal seperti itu. Tapi Tuhan menyediakan pertolonganNya yang ajaib bagi mereka. Bagi Elia dan bagi sang janda.
Saya percaya pertolongan Tuhan juga tersedia bagi saya. Saya mungkin belum melihat bentuknya seperti apa untuk persoalan-persoalan tertentu yang sedang saya hadapi. Tapi caraNya selalu unik dan luar biasa. Biarlah bagian saya taat saja untuk lakuin apa yang Tuhan mau untuk saya lakuin. The rest…..biar Tuhan yang berperkara didalamnya.
Wahyu 17 : 4
Dan perempuan itu memakai kain ungu dan kain kirmizi yang dihiasi dengan emas, permata dan mutiara, dan di tangannya ada suatu cawan emas penuh dengan segala kekejian dan kenajisan percabulannya
Do not judge the book by its cover.
Kira-kira ayat ini bagi saya merhema demikian. Balutan kain ungu dan kain kirmizi yang di masa itu melambangkan status sosial yang tinggi bagi penggunanya/ dari kalangan berada karena kain-kain tersebut mahal harganya. Belum lagi hiasan emas, permata dan mutiara yang menambah kesan mewahnya, tidak serta-merta menggambarkan “kemahalan” pemakainya. Karena perempuan dalam perumpamaan tersebut dikatakan penuh kenajisan dan percabulan. Ternyata kain yang mahal membalut karakter yang murahan. Untuk menyembunyikan kebusukan si perempuan.
Apa yang saya banggakan? Apakah yang nampak dari luar secara kasat mata? Apakah saya mementingkan brand yang saya pakai lebih daripada apa yang saya representasikan sebagai anak Tuhan? kalau iya, berarti saya udah membuat benda-benda mati tersebut seperti berhala yang lebih penting untuk memoles tampilan luar saya. Padahal yang perlu saya dandani adalah manusia batiniah saya. Sudahkah Tuhan berkenan atas manusia batiniah saya? Saya ingin lebih lagi untuk fokus memandang kepada Tuhan. Ingin menyenangkan hatiNya dengan mendandani hati saya dalam kebenaran firman Tuhan.