(tulisan ini tidak mengajak anda membenarkan sebuah kebohongan - karena bagi saya setiap perbuatan salah ada konsekuensinya. Bila siap berbuat maka hendaknya siap pula bertanggung jawab untuk akibatnya)
Selamat membaca....
Sleepers....
Film yang membekas cukup dalam di
ingatan saya. Film yang semula saya tonton karena ada seorang bocah di iklan ekstra
film yang cuman sekelebat itu tapi nyantol lama di ingatan. Itu yang namanya
dari mata bener-bener turun ke hati..wkwkwk..yup – he is the late gorgeous Brad
Renfro – yang pemeran dewasanya dimainkan oleh sesama Brad yang juga gantengnya
fenomenal – Brad Pitt.
Film ini membekas karena Brad
Renfro ganteng sekaleeee dan aktingnya biar cuman sebentar tapi keren sangat
wkwkwk (pake unsur subjektif dikit juga nih).....dan tetap jadi idola saya
sampe sekarang walau orangnya sudah meninggal – yang cukup membuat saya sedih
juga – dan karena ceritanya yang “dalem” beneer.....
Buat seorang anak SMP yang waktu
itu nonton Sleepers, saya tetap memaknainya sangat dalam sampai sekarang.
Tentang kesalahan bodoh sekumpulan bocah karena becanda yang kelewatan,
berdampak hancurnya masa muda mereka karena harus end up di penjara anak-anak
plus rusaknya kejiwaan mereka sampai terbawa dewasa karena pelecehan seksual
yang mereka terima dari sipir penjara.
Yang menarik saya dan gak akan pernah saya lupa adalah adegan kesaksian oleh Pastur yang diperankan oleh Robert De Niro. Beliau adalah “ayah didik” bocah-bocah tersebut yang terpaksa bersaksi dusta di ruang pengadilan demi menyelamatkan anak-anak didiknya dari hukuman penjara karena telah membunuh sipir yang pernah melecehkan mereka semasa di penjara anak-anak. Ketika itulah....di umur-umur SMP yang katanya “usia labil” pula membuat saya merenung dan berpikir......bahwa ternyata “menghakimi” perbuatan seseorang sudah tidak semudah waktu saya masih piyik yang “udah pasti ini salah, dan yang itu benar”..karena jujur saya kesal juga dengan perbuatan tak beradab dari sipir yang dibunuh itu. Pun itu tidak membenarkan kebohongan yang dilakukan sang Pastur. Tapi membuat saya memahami bahwa suatu ketika mungkin saya bisa menempati posisi sang Pastur, yang harus mengambil keputusan berat dan tidak mudah dengan “sudut pandang kebenaran” dari sudut-sudut absurd melalui mata para anak didiknya ataupun mata korban-korban pelecehan yang lain dari sang sipir.
Yang menarik saya dan gak akan pernah saya lupa adalah adegan kesaksian oleh Pastur yang diperankan oleh Robert De Niro. Beliau adalah “ayah didik” bocah-bocah tersebut yang terpaksa bersaksi dusta di ruang pengadilan demi menyelamatkan anak-anak didiknya dari hukuman penjara karena telah membunuh sipir yang pernah melecehkan mereka semasa di penjara anak-anak. Ketika itulah....di umur-umur SMP yang katanya “usia labil” pula membuat saya merenung dan berpikir......bahwa ternyata “menghakimi” perbuatan seseorang sudah tidak semudah waktu saya masih piyik yang “udah pasti ini salah, dan yang itu benar”..karena jujur saya kesal juga dengan perbuatan tak beradab dari sipir yang dibunuh itu. Pun itu tidak membenarkan kebohongan yang dilakukan sang Pastur. Tapi membuat saya memahami bahwa suatu ketika mungkin saya bisa menempati posisi sang Pastur, yang harus mengambil keputusan berat dan tidak mudah dengan “sudut pandang kebenaran” dari sudut-sudut absurd melalui mata para anak didiknya ataupun mata korban-korban pelecehan yang lain dari sang sipir.
There’s a reason for something to
happen.....sometimes we don't understand the reason why.....simply don't judge a
person too fast before we know their background.
Ini dari kisah nyata kn? Yg salah satu tokohnya, jadi wartawan. Dia angkat kisahnya ke buku klo gak salah. Yg sayangnya, malah banyak yg nentang klo itu cuma cerita khayalan, termasuk penjara anak2 yg ternyata dianggap gak pernah ada... Ini film jg membekas bgt buat saya. Potret nyata kehidupan. Kisah yg daleeemmm en nyesek bgt y... Endingnya pun sedih. Yapz, segala perbuatan pd akhirnya slalu ada konsekuensinya...
BalasHapusSebenarnya saya sendiri belum searching sampai sebegitu dalam apakah ini dari kisah nyata yang kemudian diangkat menjadi buku dan difilmkan. Yang pasti Sleepers jadi salah satu film favorit saya yang nontonnya pakai "mikir" dengan bonus pemain-pemain ganteng (hehehe..tetep ya kan....). Saya berterima kasih banget sama RCTI & SCTV di masa lalu yang banyak muter film-film asing berkualitas yang jujur saja ikut membentuk pola pikir saya menjadi lebih matang sekarang karena perenungan dari tontonan-tontonan yang berbobot tersebut. Seandainya siaran TV lokal bisa balik kayak jaman 90an dulu....
Hapus