Aku berjalan melewati jalan
yang sama. Selama 3 tahun belakangan.
Jalan menuju sekolah. Dengan sepatu yang sama. Sepatu “operan”
yang masih layak pakai.....
Itu setahun lalu. Aspal jalan yang beradu dengan solnya
mengikis ketebalannya....mengorupsi sedikit demi sedikit, hingga tiba saatnya
ada bagian yang berlubang. Tapi tak masalah....toh bagian atasnya masih bagus.
Masih “layak pandang”. Jadi aku masih terus memakainya..
Saat hujan datang dan air menggenang......kaki yang
bersepatu itu juga ikut mandi hujan – air rembesan dari bagian bawah yang
berlubang.
Kadang aku sedih...kalau teman-teman bisa berganti sepatu
minimal setahun sekali....tapi aku harus berjuang dengan sepatu yang sama
setiap tahun. Berjuang dengan dinginnya air saat hujan datang. Tapi aku masih
bisa sedikit tersenyum. Kan masih bisa pakai sepatu.
Sekarang di rak sepatuku....ada lebih dari 5 sepatu. Itu
milikku semua. Entah itu “pembalasan dendam” dari alam bawah sadar, atau sudah “female
instinct” kalau sepatu itu ya guilty pleasure-nya wanita. Tapi setiap kali aku
ingat masa lalu itu...aku bersyukur untuk sepatu-sepatu di rak itu.
Yap.....itu
bukti nyata Tuhan sayang aku. Dengan cara yang orang lain mungkin gak akan
mengerti....it’s my personal experience gimana Tuhan menyertai hidupku. Kalau
Tuhan ada di depan mata...aku ingin memeluk-Nya erat.....hanya ingin berterima
kasih untuk pengalaman sepatu rusakku.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar